Senin, 02 Mei 2011

Gaji Umar Bakri Tak Lagi Dikebiri

Masih ingat lagu Umar Bakri yang dinyanyikan Iwan Fals pada awal-awal kemunculannya, sekitar 30 tahun yang lalu? Dalam refrainnya Iwan Fals bernyanyi:

Umar Bakri... Umar Bakri
Pegawai Negeri
Tapi mengapa gaji guru  Umar Bakri
Seperti dikebiri.

Lagu ini masih menarik karena dinyanyikan dengan syair jenaka dan gaya bernyanyi khas Iwan Fals yang pas dan satiris. Pagi ini saya mendengarnya diputar di sebuah radio swasta di Bekasi..... beberapa saat kemudian saya baru ngeh ternyata hari ini adalah Hari Pendidikan Nasional.

Mungkin radio memutar lagu ini karena dalam lagu ini ada Umar Bakri yang berprofesi sebagai guru. Dan tema guru cocok dengan hari ini. Tapi kalau mendengar keseluruhan syair lagu ini, tentu sudah tak sesuai lagi dengan kondidi guru sekarang. Guru sekarang sudah makmur. Terutama yang pegawai negeri. Kondisinya berubah seratus delapan puluh derajat dibandingkan 30 tahun yang lalu.

Bahkan 13 tahun yang lalu, guru swasta masih lebih baik nasibnya dari pada guru PNS. Kini kebalikannya. Gaji guru PNS sekarang bisa 2 kali lebih tinggi daripada gaji guru swasta. Belum lagi ditambah tunjangan sertifikasi guru yang terkesan menganakemaskan guru PNS daripada guru swasta. Kalau di Jakarta, ada lagi tambahan penghasilan dari pemerintah provinsi.

Melihat kenyataan ini, saya sangat mensyukurinya. Guru sudah dihargai jauh lebih baik daripada sekian puluh tahun yang lalu. Tak ada lagi guru naik sepeda kumbang kayak Umar Bakri. Itu sudah selayaknya. Dari guru kita bisa mengenal huruf, kata, kalimat dan merangkai kalimat demi kalimat menjadi cerita. Dari guru kita mengenal angka, berhitung dan mengoperasikannya menjadi nilai-nilai transaksi bisnis. Dari guru kita mengenal budi pekerti, budaya, hak dan kewajiban sehingga kita bisa bermasyarakat dengan baik di lingkungan kita. Dari guru kita dituntun menjadi orang mandiri.

Kalau dulu ada guru kaya karena memungut pungli dari orang tua murid, kini guru kaya karena hak sah yang diterimanya dari gaji, tunjangan fungsional, dan sertifikasi. Kalau masih ada yang menjual bangku, mengkomersilkan RSBI, SBI, SSN dan lain-lain, itu hanya riak ketamakan yang selayaknya disingkirkan. Guru yang mensyukuri kondisinya dengan terus menjaga diri dari penyimpangan masih banyak. Dan jangan sampai ini dikotori oleh guru tamak yang tak puas-puasnya memperkaya diri.

Di hari Pendidikan Nasional ini saya bersyukur atas nasib para guru –terutama yang PNS- zaman ini. Mereka pantas mendapatkannya. Apa yang diperoleh sekarang adalah buah dari sekian puluh tahun mereka bersakit-sakit memintarkan puluhan ribu anak didiknya, dengan hidup sederhana bahkan tak jarang berkekurangan. Kini semua sudah berubah dan patut disyukuri.

Kalau ada yang masih luput dari perhatian pemerintah adalah nasib guru swasta. Meskipun sudah ada sertifikasi bagi guru swasta, tapi itu diberikan setelah guru PNS mendapatkannya. Jadi guru swasta selalu ditempatkan pada nomor kesekian.

Selain itu, PR berikutnya adalah perhatian pemerintah pada nasib murid dari orang tua yang tak berkemampuan lebih. Kualitas sekolah yang semakin bagus, dengan guru-guru tersertifikasi ternyata memunculkan biaya-biaya yang tinggi yang sulit dipahami bagi orang tua. Para orang tua masih menganggap bahwa sekolah negeri harus lebih murah daripada sekolah swasta. Ternyata zaman telah berubah, adanya label-label SSN, RSBI, SBI telah menjadikan sekolah murah hanya ada pada zaman dulu. Guru yang bergaji baik, ternyata hanya untuk murid-murid dari orang tua-orang tua kaya.

Jadi, kini tak hanya gaji guru PNS yang lebih tinggi dari pada gaji guru swasta, uang masuk sekolah negeri pun sudah ada yang jauh lebih tinggi daripada uang masuk sekolah swasta.

+++

Membaca facebook teman-teman yang berprofesi guru, tahun ini banyak keluhan tidak cairnya tunjangan sertifikasi. Padahal tahun lalu mereka menerimanya. Dan itu hak mereka sebagai guru bersertifikasi. Meskipun mereka sudah tak miskin lagi, bahkan sudah layak dibilang kaya, saya kasihan juga membacanya.

.....Lagu Umar Bakri kembali terngiang. Tapi syairnya harus diganti:

Umar Bakri... Umar Bakri
Pegawai Negeri
Tapi mengapa uang sertifikasi Umar Bakri
Seperti dikebiri.
  
Cikarang Baru, 2 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar