Selasa, 21 Juli 2009

Andi Kecewa MU Gak Jadi Datang

Meskipun tidak mampu beli tiket Andi pasti kecewa MU tidak jadi dating bertanding di Indonesia. Ya harga tiketnya sangat mahal. Rp. 3.5 juta. Wuiiiii. “The ticket is very expensive.” jawab Andi ketika ditanya temannya kenapa dia gak beli tiket nonton di Senayan, beberapa hari sebelum kejadian bomber meledakkan resto di JW Marriot dan Ritz Carlton itu.

Ya Andi memang penggemar MU…. Ini tersirat dari dialog murid-muridku di klub bahasa Inggris EMC di Cikarang Baru.

Selengkapnya dialog itu kurang lebih demikian:

Burhan : Hi, Andy, Assalamu’alaikum…..
Andy : Hi, Burhan, wa’alaikum salam…. How are you?
Burhan : Alhamdulillah, I am fine. I hope you are fine, too.
Andy : Burhan, did you watch football match last night? It was a wonderful match.
Burhan : No, I didn’t.
Andy : Why didn’t you watch it?
Burhan : I don’t like football.
Andy : Why?
Burhan : It takes too much time. 90 minutes is too long time for me.
Andy : Of course, not, if you like it.
Burhan : Ok. By the way, why do you like football?
Andy : I like its teamwork. The players work together smartly. They help each other to make a goal.
Burhan : What is your favorite football team?
Andy : MU, Manchester United from United Kingdom.
Burhan : Wow, MU? It is the team that will come to Indonesia next few days, isn’t it?
Andy : Yes.
Burhan : Will you go to Senayan to watch the match?
Andy : No, I have no money. The ticket is very expensive.
Burhan : Poor you, Andy.

Saya yakin pembaca memahami dialog sederhana murid-muridku di atas. Kalau gak ngerti jangan bilang-bilang Burhan, ya…. kalau dia dengar, sekali lagi dia akan bilang kepada pembaca, “Poor you, all.”………. Kacian deh, luuu. .......... Peace!

Cikarang Baru, 21 Juli 2009

Jumat, 17 Juli 2009

Koboi

Seperti biasa setiap pagi saya mengantar anak bungsu saya ke sekolah naik motor. Dalam perjalanan 10-15 menit itu banyak obrolan terjadi. Biasanya yang membuka pembicaraan adalah anak saya, Adnan.


Kali ini ujug-ujug dia menanyakan tentang koboi.

Adnan : Ayah, koboi itu banyak nggak….?

Saya : Ya, banyak…

Adnan : Aku mau jadi koboi, deh kalo sudah gede.

Saya : O ya?

Adnan : Ya!

Saya : Tahu nggak kamu, koboi itu apa?

Adnan : Emang apa?

Saya : Penggembala sapi.

Adnan : Hah…., masak….

Saya : Iya.

Adnan : Terus kudanya untuk apa?

Saya : Untuk ngejar kalau ada sapi yang lepas. Lalu dijerat pake tali.

Adnan : ……….

Saya : Koboi bawa tali, kan?

Adnan : Iya….. oh jadi tali itu untuk menangkap sapi yang lepas, to…

Saya : Iya..

Adnan : kalau sapi yang lepas banyak, teman-temannya ikut Bantu ya?

Saya : Iya…

Adnan : semua dijerat pake tali…. Wui hebaat….

Saya : atau digiring ……

Adnan : digiring itu apa? (Adnan suka main bola. Mungkin bayangan dia digiring, kok

kayak bola aja).

Saya : Di kepung agar sapinya lari terus sampai ke kandangnya…


Pembicaraan tidak selesai atau selesai sampai disini. Jalanan yang padat mengalihkan perhatian Adnan kepada yang lain. Apalagi ketika saya harus menyeberangkan motor saya ke kanan menuju jalan ke sekolahnya. Ketika lampu sein saya nyalakan tidak ada motor yang memberi jalan. Baik yang dari arah berlawanan maupun dari belakang saya…..


Biasanya Adnan mengumpat… “Dasar!” Menirukan umpatan saya…….

Anak-anak memang peniru yang baik.


Cikarang Baru, 17 Juli 2009

Kamis, 16 Juli 2009

Selamat Datang..... Tetap Belajar!

Blog ini saya buat untuk menuangkan cerita pengalaman membimbing anak-anak belajar di bimbingan belajar milik saya. Di sini saya, istri dan beberapa guru membimbing anak-anak untuk mengulang-ulang pelajaran di sekolahnya.

Cikal bakal bimbel ini adalah les privat yang diadakan istri saya untuk murid-murid sekolahnya. Ya, waktu itu istri saya adalah guru SD. Beberapa murid merasa kurang memahami pelajaran yang disampaikan ke sekolah. Orang tuanya menitipkan anaknya les privat di rumah kami.

Itu lebih dari enam tahun yang lalu. Kini murid-murid istri saya sudah ada yang masuk perguruan tinggi. Oh, senangnya jika anak didik kita berhasil menapaki jenjang-jenjang kesuksesan dalam pendidikannya. Ada juga yang tidak melanjutkan sekolah, karena gagal dalam menjaga pergaulan sehingga harus menikah dini. Padahal dulu waktu SD dia termasuk murid yang pintar dan rajin.

Cerita yang lain, insya Allah akan sangat menarik..... Saya mencoba konsisten menuliskannya....
Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Cikarang Baru, 16 Juli 2009