Kamis, 12 November 2009

KONTRAKAN

Memang gak enak jadi orang kontrakan. Rumah ngontrak. Setiap tahun pindah rumah. Karena rumah lama biasanya kalau diperpanjang kontraknya nilai kontraknya naik. Maka setiap tahun harus berburu rumah kontrakan yang lebih murah atau minimal sama dengan yang lama. Baru jalan 6 bulan, sudah kepikiran untuk ngumpulin uang lagi. Karena waktu jatuh tempo 6 bulan ke depan bakal terasa cepat sekali datangnya.

Sudah rumah ngontrak, status kepegawaiannya juga sebagai karyawan kontrak pula. Maunya sih disyukuri saja. Biarpun kontrak, ini lebih baik daripada nganggur. Pada awal-awal kerja pasti senang sekali. Kerja penuh semangat. Setelah waktu berjalan, masa kontrak tinggal 2-3 bulan lagi, kerja sudah nggak konsentrasi. Tiap hari hunting mencari majikan baru yang mau mempekerjakan dirinya. Syukur kalau langsung dapat begitu masa kontrak habis. Kalau tidak, akan jadi pengangguran lagi untuk sementara waktu.

Betapa tidak nyamannya menjadi orang kontrakan demikian. Maka wajar saja jika banyak orang pengen punya rumah sendiri. Maka wajar saja jika setiap karyawan pengen diangkat menjadi karyawan tetap dengan segala fasilitasnya.

Tapi bagaimanapun tak nyamannya, masih ada sisi positifnya. Cepat atau lambat cita-cita itu bakal terwujud. Paling tidak, selesai kontrakan rumah pertama pindah ke rumah kontrakan berikutnya. Selesai kontrak dari majikan pertama pindah ke majikan berikutnya. Dan suatu saat akan memiliki rumah sendiri dan menjadi karyawan tetap.

Maka jangan bersedih para kontraktor, karena ada yang lebih 'tak enak' daripada itu. Dan itu dialami oleh setiap orang. Ya, setiap kita adalah orang kontrakan. Meskipun sudah punya rumah sendiri. Meskipun sudah jadi karyawan tetap. Kita adalah orang kontrakan….. Kontrak hidup di dunia. Kita tinggal di dunia ini dibatasi waktu tertentu. Kalau orang kontrakan di atas, mereka tahu kapan masa kontraknya habis, maka tidak demikian dengan kontrak hidup kita. Tak ada yang tahu kapan masa kontrak kita habis.

Ya, tak ada yang tahu!

Meskipun demikian semua orang sadar, bahwa masa kontrak kita suatu saat pasti habis. Kalau orang kontrakan di atas, begitu masa kontrak rumahnya habis dia bisa pindah kontrak rumah lain. Dia sudah merencanakan dengan matang termasuk menabung uang sewa. Tapi tidak demikian dengan kontrak hidup kita. Sekali masa kontraknya habis, tak bisa diperpanjang. Merencanakan cicilan ‘tabungan’ pun tak bisa diatur dengan satuan waktu sedemikian sehingga saat habis kontrak terkumpul jumlah tertentu yang kita inginkan. Karena kita tak tahu kapan masa jatuh temponya.

Jadi bersyukurlah orang kontrakan, karena masih ada jenis kontrakan lain yang lebih tak menentu.

Maka pantaslah dalam ketidakmenentuan itu, Rasulullah bersabda bahwa orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematiannya –yaitu habisnya masa kontrak hidupnya di dunia. Dengan selalu mengingat habisnya masa kontrak yang bisa datang tiba-tiba, maka si cerdas ini akan memanfaatkan waktunya seefisien dan seefektif mungkin untuk menuai berlimpah ruahnya rahmat, keberkahan dan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala. Sehingga setelah masa kontraknya habis, dia akan diangkat menjadi ‘karyawan tetap’ di surga. Lengkap dengan rumah mewahnya.

Cikarang Baru, 12 November 2009

Renungan 44 tahun menjalani masa kontrakku di dunia. Entah berapa tahun lagi Allah memberi kesempatan aku tinggal di sini. Semoga Allah memberi kita semua kecerdasan.

2 komentar:

  1. Ass.salam kenal,ngomong-ngomong soal kontrakan memang gak enak kalau mau habiss soalnya susah nyari kontrakan baru, apalagi mau pindah kontrakan ke akherat tambah repot jika belum siap. moga-moga kita semua udah siap jika waktunya tiba.

    BalasHapus
  2. ngomong2 soal kontrakan, punya info rumah kontrakan di cikarang baru ga? untuk bulan februari. kontrakan yg sekarang dah mo habis, heheh.. klo ada info, tolong email ke punkeefunkeyz@yahoo.com
    makasih ^_^ heheh

    BalasHapus