Senin, 28 November 2011

Jumpa Lagi...!

Wah, lama juga ya saya gak menulis di blog ini. Padahal menulis itu mengasyikkan.
Ada beberapa sebab saya lama absen menulis.
1. Laptop rusak. Tadinya cuma rusak LCD monitornya. Tapi yang ini masih bisa diakali dengan menggunakan PC monitor. Maklum kalau diservis biayanya mahal. Alias gak ada anggaran untuk perbaikannya.

Setelah itu rusak sistemnya jadi harus diinstal ulang. Sudah dibawa untuk intall ulang dan nginep lebih dari seminggu... eh ketika saya jemput, dia bilang, "gak bisa, Pak karena monitornya gak bisa nyala." Waduh, mati aku, rupanya selama ini dia gak paham. Waktu kuserahkan laptopku, saya sudah bilang kalau monitornya mati dan bisa pake PC monitor dengan kabel. Wal hasil, kutarik aja laptopku itu. Kesel.

2. Banyak kejadian menarik untuk ditulis. Lho mestinya tulisanku makin banyak, dong ... Iya sih, tapi ada kejadian yang lebih menarik. Yaitu masalah keluarga yang tak mungkin kutulis dan di-share di blog. Walhasil aku jadinya gak punya waktu untuk menulis. Jadi kalau kalau Anda melihat dan membaca tulisan ini, bukan berarti masalah saya sudah beres. Tapi karena ada 3 alasan. Yaitu, pertama, saya lagi bete menghadapi masalah di "dalam negeri". Kedua, karena saya sudah dapat pinjaman laptop. Ketiga karena saya pengen ngetes, apakah saya masih ingat atau tidak password saya untuk masuk ke blog ini.

3. Malas. Ini alasan yang paling tidak menarik sebenarnya. Malas adalah adalah akar dari semua terbengkalainya pekerjaan. Tapi ini saya perlu tulis. Karena malas ini berhubungan dengan zaman kini. Sejak ada laptop atau komputer saya memang jadi malas menulis di atas kertas. Kalau dipaksakan, tulisan saya akan berangsur-berangsur berubah. Dari rapih dan jelas, karena ditulis dengan huruf cetak. Lama-lama (atau tidak terlalu lama) Anda akan melihat tulisan saya berubah jadi gambar "cakar ayam". Yang hanya pantas jika itu dilakukan oleh dokter. Itupun khusus untuk menulis resep obat. Bukan kwitansi.

4. Tak ada waktu. Ini juga alasan yang mengada-ada sebenarnya. Kalau dipikir-pikir semua orang punya jatah waktu yang sama, yaitu 24 jam per hari. Mana ada, seorang yang super sibuk bisa melakukan banyak kegiatan dalam sehari. Sementara saya yang "superbusa" (capek ngomong doang), merasa gak punya cukup waktu untuk menulis barang selembar dua lembar. Bahkan menulis yang ecek-ecek seperti tulisan yang sedang Anda baca ini. Mana mungkin....??? Jadi intinya pasti karena malas. ... (Wah, ini jadi masuk ke alasan ketiga dong...). Entahlah, yang jelas, selama ini saya merasa 24 jam per hari itu kurang... Atau jangan-jangan saya harus mengurangi kegiatan-kegiatan yang kurang produktif 'kali ya.... seperti.... (lihat alasan ke 5)

5. Terlalu banyak nonton obrolan politik. Ya... ini benar-benar sering menyita waktuku. Seperti jam-jam segini (jam 10-11 siang, saat nulis tulisan ecek-ecek ini) biasanya saya sedang nonton obrolan di 2 stasiun TV sekaligus. Sering obrolan ini bikin kesel, apalagi kalau narasumbernya tidak menunjukkan intelektualasnya, tapi hanya menonjolkan syahwat politiknya. Tapi meskipun ngeselin, kok ya bisa-bisanya saya terpancang kaku di depan TV jam-jam segini.  Kalau bosen nonton TV, lalu aku melakukan .... (alasan ke-6).

6. Fesbukan. Jama'ah ini memang paling banyak pengikutnya. Lebih berbahaya sebenarnya daripada jama'ah-jama'ah yang sering dituduh sebagai teroris. Bayangkan gara-gara fesbukan, para anggotanya -jama'ah fesbukiyah-  banyak menyia-nyiakan waktu produktifnya. Yang kasihan para majikannya. Karyawan tidak produktif gara-gara sibuk update status dan komen status teman. Orang tua juga jadi nomor sekian di rumahnya. Anak-anak lebih suka curhat ke wall daripada kepada orang tuanya. Udah gitu, anak-anak lebih suka baca komen teman-temannya daripada komen orang tuanya yang penuh nasihat. Alasannya komen ortu gak gaul banget.

Contoh:
Status anak: sebel, pacar selingkuh!
Komen teman1: cari aja pacar lain....
Komen teman2: emang cuma dia doang yang bisa selingkuh!
Komen teman3: pecat aja, cari gantinya.
Komen ortu: Makanya jangan pacaran, pacaran dilarang agama.

Komen teman1, 2, 3 di like.
Komen ortu di remove!

(Lho, kok jadi ngomongin fesbuk orang, ya....)

7. Alasan ke 7, apa ya..... Udah ah... gak usah dicari-cari. Toh, saya sudah nulis lagi. Yang namanya alasan pasti jumlahnya lebih banyak daripada jumlah yang sebenarnya. Jadi kalau di atas saya sudah nulis 6 alasan, sebenarnya sih gak sebanyak itu. ....Lho, lalu kenapa alasan-alasan itu saya tulis? Biar saya ada bahan aja untuk menulis lagi di blog ini.


Jumpa lagi, nice to see you again! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar