Rabu, 03 November 2010

Belajar Wirausaha Itu Wajib

Sebagian Buku Dagangan Anakku
Belajar wirausaha bagi anak-anak menurutku adalah wajib. Karena itu anak-anakku harus belajar wirausaha. Belajar tidak berarti harus baca buku teori yang bejibun itu. Belajar berarti tidak harus dapat sertifikat. Belajar artinya langsung praktek. Karena praktek lebih nyata dari pada teori yang baru bisa jadi imajinasi.

Maka ketika anakku gemar membaca buku cerita anak-anak terbitan Mizan. Maka ketika aku tahu ternyata teman-temannya juga menggemari buku ini. Maka ketika anakku merengek minta dibelikan terbitan terbaru buku cerita itu, aku katakan:
”Ayo jualan buku. Setiap laku sepuluh kamu dapat hadiah 1 buku.”
Anakku ternyata menyambut antusias. ”Gimana caranya?” tanyanya.
”Ayah harus menyiapkan buku-bukunya dulu, dong?” lanjutnya.
”Tak perlu, kamu bawa katalog buku. Kamu tawarkan ke teman-temanmu.” saranku.

Alhamdulillah, aku punya teman yang punya toko buku. Aku minta katalog dari temanku itu. Maka jualan bukupun dimulai. Bahkan sebelum katalog ada di tangan anakku!

Rupanya anakku yang juga aktifis facebook sudah banyak mengupload gambar-gambar cover buku yang mau dijual di wall-nya. Dia download gambar-gambar itu dari facebook penerbit. Memang belum ada status yang isinya menjual. Adanya hanya menunjukkan kesukaannya kepada buku-buku itu. Teman-temannyapun memberi komentar. Isinya juga bukan untuk membeli tentu saja. Tapi menunjukkan like dan keinginannya untuk membaca buku itu.

Maka ketika dia mengumumkan jualan buku –meskipun tanpa katalog- sudah banyak teman-temannya yang pesan. Kini giliranku yang harus merogoh uang untuk membelikannya di toko buku temanku. Anakku sudah memulai kenapa aku tidak mensupport memodalinya. Apalagi pembelinya sudah ada. Hari ini dibeli, esok atau lusa sudah jadi uang lagi, pikirku.

Maka dalam sepekan, anakku sudah dapat 1 buku gratis. Karena dia sudah menjual 12 buku.
”Berarti kalau aku jual 8 lagi, aku dapat 1 buku gratis lagi, Yah?” tanyanya.
”Iya, dong.” Dan tanpa menunggu sepekan kemudian, anakku sudah dapat 1 lagi buku gratis. Dan sebentar lagi, kayaknya dia bakal dapat buku gratis ketiganya.

Wow, fantastik.
”Hari ini jangan bawa buku dagangan.” kata Ibunya tadi pagi.
”Akan ada razia di sekolah. Selain buku sekolah, akan disita.” lanjutnya. Ibunya memang seorang guru sekolah yang bernaung di yayasan yang sama dengan sekolah anakku. Mungkin Ibunya dapat bocoran.

Sambil menyelesaikan tilawah Quran-ku pagi ini, aku geleng-geleng kepala mendengarnya. Di dalam hati aku berdoa semoga peraturan sekolah ini tidak membunuh benih-benih wirausaha yang kusemai pada diri anakku yang kini sudah mulai bertunas itu.

Cikarang Baru, 3 November 2010 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar