Jumat, 14 Januari 2011

Yuk Ngrokok (Ngobrolin Rokok) Lagi!

Kemarin topik Ngrokok (ngobrolin rokok) kita adalah pelecehan terhadap peringatan pemerintah dalam bungkus rokok. Pagi ini seperti gayung bersambut, saya menemukan tulisan di ROL tentang peringatan bahaya rokok pada kemasan rokok. Surprised! Cuma ini yang bisa saya ucapkan.

Betapa ketinggalannya pemerintah negeriku. Peringatan bahaya rokok di luar negeri sudah sedemikian beraninya. Gak cuma tiga baris tulisan panjang yang tempatnya juga gak eye catching sama sekali seperti di sini.  Peringatan di sana gak cuma tulisan tapi juga gambar yang mengerikan.

Salah satu gambar menyeramkan itu adalah deretan gigi manusia yang menguning bahkan kehitaman akibat rokok. Juga jantung manusia yang rusak akibat rokok. Gambar lainnya lagi: manusia yang sedang dirawat di rumah sakit akibat merokok.

50% dari bungkus rokok diisi dengan peringatan dan gambar bahaya rokok
Porsi kapling gambar-gambar itu 50% dari sisi depan dan belakang bungkus rokok. Dan tempatnya pung di atas brand rokok. Beberapa negara di ASEAN seperti Thailand, Singapura, Malaysia dan Brunei memperlihatkan gambar rongga mulut manusia yang rusak digerogoti tumor ganas pada kemasan rokoknya. Kapan ya Indonesia ikut-ikutan yang demikian?
Rokok yang beredar di Malaysia

Pejabatnya sih sudah OK. Seperti kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama. Beliau bilang peringatan kesehatan dalam bentuk gambar pada kemasan rokok di luar negeri sangat efektif. Katanya, menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan sebagian perokok di Brasil menyatakan peringatan gambar pada kemasan rokok membuat mereka ingin berhenti merokok. Peringatan dalam bentuk gambar lebih gamblang mendiskripsikan betapa bahayanya rokok bagi kesehatan manusia.

Sebaliknya, kata Pak Tjandra, berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2008: ternyata peringatan bahaya rokok dalam bentuk teks tidak lagi efektif. Karena perokok tidak lagi percaya pada pesan tersebut.  Hehehe... jangan-jangan malah nggak kebaca, karena tulisannya kecil banget.

Gak kebayang deh, kalau udara publik di sekitar kita 'dihiasi' dengan gambar-gambar penyakit bahaya merokok. .... Gak papa deh, bersaing sama iklan film horor Indonesia. Lagipula, masak sih kita ditakut-takutin sama pocong, gendruwo dan suster ngepet melulu. Sementara di dalam tubuh para perokok sendiri ada yang lebih menakutkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar