Sabtu, 01 Januari 2011

Sampah Tahun Baru

Sebenarnya ini tidak hanya terjadi hari ini 1 Januari 2011.

Setiap malam Ahad, para muda-mudi menghabiskan malam-malamnya di jalur hijau sepanjang Jalan Kedasih Raya ini. Tak hanya muda-mudi yang berkhalwat dengan lawan jenis yang bukan mahramnya, tapi juga bapak-ibu-anak yang bosen di rumah.

Di tempat ini meraka ngobrol, main gitar, pacaran -entah ngapain- dan makan minum. Lalu sisa makanan dan bungkus makanan ditinggalkan begitu saja. Esoknya jadi pemandangan yang tidak mengenakkan mata memandang. Sepanjang perjalanan dari Ruko Anggrek sampai Wisma Mattel, sampah ini menjadi hiasan buruk jalur hijau.







Dan tampaknya pengembang memfasilitasi ini. Buktinya tak ada teguran, tak ada peraturan. Yang ada malah disediakan tukang sapu yang membersihkan sampah mereka pada pagi hingga siang keesokan harinya.

Puncaknya adalah pada malam tahun baru tadi malam.
Para pemuda dan keluarga yang memperingati pergantian tahun ini, menghabiskan seluruh jam-jamnya sejak jam delapan malam di tempat ini. Mereka meluapkan kegembiraan -entah apa yang digembirakan- di tempat ini. Dan mereka meluapkan syahwatnya (astaghfirullah) juga di sini.

Saya sendiri kemarin bersama keluarga sedang menengok ibu mertua di Tangerang. Jam 10 malam mau masuk ke Cikarang Baru melalui pintu Jababeka tidak diperkenankan. Hanya motor yang boleh masuk. Saya diarahkan masuk melalui pintu 10 di Kalimalang.

Seusai mabit di Masjid Mekar Indah, seorang Ustadz yang mengimami Qiyamul Lail, yang tiba di tempat ini sekitar jam 2 malam mengatakan, bahwa beliau menyaksikan banyak motor di pinggir jalan, tapi orangnya entah di mana. Dan di sepanjang jalur hijau banyak remaja muda-mudi sedang asyik dibuai nafsu syetaniahnya.

Membaca status facebook seorang teman: "Tahun baru, berarti sisa umur kita semakin sedikit. Semoga sisa usia ini lebih barokah."

Timbul pertanyaan: Pesta semalam di manakah letak keberkahannya? Pasti tidak ada. Namun, kenapa harus disambut dengan tiupan terompet, tepuk tangan, ketawa cekakaan, menghabiskan waktu percuma, apalagi sampai berkhalwat.

Siapakah yang sukses meninggalkan tahun lama dan memasuki tahun baru. Kenapa harus dirayakan dengan gegap gempita, kembang api, petasan dan tiupan terompet, juga band dan dangdutan?

Banyak diantara kita ingin hidup berkah, bergelimang rahmat Allah. Tapi kenapa justru mengawali tahun baru ini dengan menyia-nyiakan waktu untuk berbagai kegiatan yang justru menjauhkan diri dari rahmat Allah?

Saya gak habis pikir, kenapa saudara-saudaraku di sepanjang jalan ini sedemikian mudahnya melepaskan akal sehatnya demi sebuah kegiatan yang tak jelas manfaatnya?

Ya, Allah.... jauhkan kami dari yang demikian.
Ya Allah,  bimbing kami menjalani setiap detik sisa-sisa waktuku di kehidupan fana' ini bermakna dan produktif mendulang pahala dan kasih sayang-Mu, sehingga -dengan rahmat-Mu, ya Allah- itu bisa menjadi bekal kehidupan abadi yang penuh kenikmatan di akhirat nanti.

Amiin Ya Rabbal 'Alamin.

2 komentar:

  1. Alhamdulillah, tahun baru telah datang. Tahun baru Hijriyah maupun Masehi. Kita sambut dengan semangat baru dan harapan baru. Berbuat kebaikan dan meninggalkan perbuatan buruk.
    Hura-hura ? itu tidak dibenarkan. Sampah menumpuk naudzubillah. Pergaulan bebas di malam tahun baru ? bukanlah hal yang membanggakan tapi memalukan. bagaimana kalau azab Allah datang pada saat itu!!!
    Berarti kita adalah orang-orang yang R U G I.
    Berapa banyak uang yang kita bakar untuk membeli kembang api, trompet, petasan dan yang sejenisnya? Tunggulah ..... saatnya.......
    Apakah Barokah Allah akan turun di Negeri kita tercinta ini? Waullahu alam.....

    BalasHapus
  2. Usulan saya...pihak Jababeka seharusnya tidak usah membersihkan sampah-sampah yang berserakan itu. Biarlah masyarakat sendiri, terutama para pelaku pembuang sampah sembarangan, merasakan bagaimana tidak nyamannya hidup di lingkungan kotor...dan akhirnya mereka bisa sadar (mudah-mudahan) untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
    Berani...?

    BalasHapus